Kabar Smart|| Dalam Major Project yang ada di agenda RPJMN 2020 – 2024, sektor pariwisata menjadi proyek prioritas yang akan digunakan sebagai langkah percepatan pemulihan pasca pandemi Covi-19. Pengembangan pariwisata ini dengan melalukan percepatan pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas.
Kesepuluh destinasi wisata tersebut terbagi menjadi 2 yakni super prioritas dan prioritas. Pariwisata super prioritas diantaranya Danau Toba, Borobudur, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang. Sedangkan Pariwisata Prioritas berikutnya yaitu: Wakatobi, Raja Ampat, Bangka Belitung, Bromo-Tengger-Semeru, dan Morotai.
Di masa pandemi ini, pariwisata tidak hanya ditujukan untuk menawarkan pemandangan yang indah saja tetapi juga melihat dari kualitas para pelaku wisata. Trend pariwisata yang berkembang saat ini ialah pariwisata yang memperhatikan protokol kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Maka, pemerintah mengambil langkah untuk menjadikan pariwisata ini menjadi pariwisata berkelanjutan dengan mempromosikan quality tourism. Fokusnya yakni mempersiapkan destinasi-destinasi pariwisata yang ramah wisatawa, berkelanjutan, dan menerapkan protokol kebersihan sesuai dengan peraturan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, & Environmental Sustainability) pada Hotel, Restoran, usaha pariwisata lainnya.
Salah satu contoh reaktivasi pariwisata yang telah disertai penerapan protokol kesehatan yakni hotel, dan restoran di Provinsi Bali. Beberapa waktu lalu Menteri Suharso, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, melakukan tinjauan di beberapa hotel di Bali, mereka rata-rata telah menerapkan protokol kesehatan.
Penerapan protokol kesehatan ini dengan screening suhu sebelum para pengunjung masuk ke dalam hotel; Para petugas memakai masker dan sarung tangan selama bekerja; Alat makan yang tersedia harus terbungkus dnegan tisu; Tersedianya Hand Sanitizer di gerbang pintu masuk dan resto; Telah terdapat pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter; Di dapur terdapat Ecolab, pembersih bahan makanan dengan standar food grade; Di setiap sudut lorong hotel juga disediakan fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun; Setiap tamu disediakan satu pouch yang berisikan masker dan hand sanitizer; Untuk pegawai yang baru masuk, disediakan fasilitas cuci tangan dan sabun yang dapat dinyalakan dengan kaki, tanpa perlu disentuh dengan tangan.
Pemulihan sektor pariwisata akan diintegrasikan dengan pemulihan sektor ekonomi kreatif yang kemudian akan diperkuat dengan transformasi digital. Pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan kerjasama antara tiap pemangku kepentingan atau disebut dengan istilah pentahelix.
Apa saja peran dari masing-masing pemangku kepentingan tersebut? Pertama peran dari organisasi masyarakat. Organisasi masyarakat memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat di masa pandemi, dimana organisasi masyarakat dapat terlibat dalam setiap kegiatan masyarakat, mengamankan situasi, membantu melakukan sosialisasi, edukasi, pencegahan, pengawasan serta pembinaan terkait penanganan COVID-19.
Kedua, peran akademisi maupun peneliti dalam memberikan rekomendasi dan pemikiran dalam rangka penanganan pandemi COVID-19, sehingga dapat menekan penularan dan memulihkan ekonomi khususnya di sektor pariwisata.
Ketiga, Penerapan Protokol Kesehatan melalui Sertifikasi CHSE pada Hotel, Restoran, usaha pariwisata, merupakan strategi Pemerintah dalam membangun kembali kepercayaan wisatawan dalam berwisata selama adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Keempat, promosi pariwisata (branding) di kala Covid-19 dalam rangka menjaga Indonesia menjadi Top-of Mind dari calon wisatawan, sehingga ketika pasca pandemi, para calon wisatawan baik mancanegara dan nusantara dapat memilih Indonesia sebagai destinasi wisata tujuan.
Kelima, Re-Skilling dan Up-Skilling pada tenaga kerja di sektor pariwisata serta penyesuaian atraksi dan amenitas menyesuaikan dengan protokol Kesehatan dan keinginan wisatawan merupakan kontribusi dunia usaha dalam memberikan pelayanan terbaik kepada calon wisatawan.
Dengan daya dukung dari para pemangku kepentingan dan tentunya kedisiplinan masyarakat, diharapkan kedepannya Indonesia dapat membangun kembali pariwisata yang sempat menurun untuk menjadi pariwisata yang berkelanjutan dan menjaga kualitas kebersihan.